Injil adalah kebenaran dan perbuatan Allah yang layak diyakini siapa pun. Dalam Injil terdapat anugerah Allah yang memberikan hidup kekal bagi mereka yang memercayai-Nya. Inti Injil adalah Yesus Kristus.
Bagi Paulus, Injil bukan spekulasi pengetahuan dan akal budi manusia. Injil juga bukan ajaran moral dan etika agar manusia memperbaiki perilaku berdasarkan kekuatannya. Injil adalah kekuatan Allah yang mampu menyelamatkan dan mendamaikan manusia berdosa dengan Allah (16). Karena itu, Paulus tidak merasa harus malu untuk memberitakan Kristus yang tersalib dan bangkit.
Kata "epaischynomai" diterjemahkan sebagai keyakinan yang kukuh. Padahal menurut bahasa Yunaninya, kata tersebut lebih tepat diterjemahkan sebagai tidak merasa malu. Pada zaman itu, memberitakan Injil Yesus memiliki dua risiko, yaitu: Pertama, berkomplotan dengan kaum pemberontak. Saat Yesus disalib, Ia diapit oleh dua penjahat. Hal itu memberi kesan Yesus adalah kriminal kelas kakap (bdk. Yes. 53:12; Luk. 22:37). Kedua, dianggap sebagai anggota sektarian. Bagi orang-orang Yahudi, mereka yang mengabarkan kebangkitan Yesus digolongkan sebagai tindakan penistaan agama (bdk. Kis. 7:58, 8:1-3. 9:1-2). Bagi orang-orang Yunani, berita kebangkitan Yesus adalah suatu kebohongan (bdk. Kis. 17:32). Pengalaman Paulus bertemu dengan Kristus yang bangkit membuatnya berani memberitakan Injil walau harus ditolak dan dianiaya (bdk. Kis. 9:3-5; 2Kor. 4:8-11).
Apa keistimewaan Injil yang diberitakan Paulus? Dalam Kristus, kebenaran Allah menjadi nyata (17). Artinya, peralihan orang berdosa menjadi orang benar hanya dimungkinkan terjadi melalui iman kepada Kristus. Melalui Kristus, orang berdosa mendapat pembenaran Allah. Karena itu, iman bukan usaha manusia, melainkan anugerah Allah. Dalam rahmat-Nya, manusia berdosa dimampukan hidup dalam iman.
Selama kita setia kepada berita Injil Kristus, tidak ada alasan untuk ragu, malu, atau pun rendah diri. Karena dalam Injil Kristus ada keselamatan bagi kita dan siapa pun yang menerimanya. [SH]
http://www.sabda.org/publikasi/e-sh/2016/10/08/
0 komentar:
Posting Komentar